Selamat Datang

Make Fun n Peace...don't War

Cari Blog

Sabtu, 02 Oktober 2010

Ibuku...sayang...


Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

(Ibu by Iwan Fals)


Odei Anak Nokeilah Ko Idaah
Nasusah Mati Yama No Megentian Dika
Odei Anak Nokeilah Ko Idaah
Nasusah Tomod Yamamu MinagAnak Dika

Wahai Anak Apakah Kau Mengerti
Betapa Deritanya
Ibu Yang Mengandung
Aduhai Anak Apakah Engkau Tahu
Alangkah Deritanya Ibu Melahirkanmu

Namun Kelahiranmu Adalah Penghibur Hati
Dibelai dan Dimanja Setiap Hari
Di Malam Hari Tidur Tak Berwaktu
Tapi Tak Mengapa Kerana Kau Disayangi

Hari-hari Sudah Pun Berlalu
Usiamu Makin Bertambah
Seorang Ibu Sudah Semakin Tua
Namun Terus Berkorban Untuk Sesuap Rezeki
Agar Sempurna Hari Depanmu

Kini Kau Dewasa
Ibumu Telah Pergi
Waktu Yang Berlalu Seakan Memanggil
Sudahkah Kau Curahkan Kasih Sayangmu
Apakah Terbalas Segala Jasanya
Syurga itu Di Bawah Tapak Kakinya

Hanyalah Anak-Anak Yang Soleh
Bisa Memberikan Kasih Sayangnya
Hanyalah Anak-Anak Yang Soleh
Bisa Mendoakan Hari Akhiratmu
(Odei Anak by Raihan)

Dua syair lagu diatas nampaknya jika dihayati akan lebih bikin mata ini gerimis (T_T) dibanding lagu 'Bunda'.

Ibu...Oh..Ibu...Dalam suatu hadist,Aisyah berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah, “Suaminya. “Siapa pula yang berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah, “Ibunya”.

Subhanallah...Maha suci Allah yang telah memuliakan seorang Ibu...bahkan seorang istripun yang menjadi pendamping suaminya pun tidak lebih berhak dari seorang Ibu terhadap putranya.

for me and my sisters...
Semoga seandainya kelak kita telah memperoleh keluarga baru,
Kitalah yang akan menjadi sosok 'Ibu' tersebut.Yang mendidik generasi soleh dan solihah.Karena hanya anak-anak yang solih dan solihah lah yang bisa mendoakan hari akhirat kita.

for my brothers n sisters...
Betapapun bahagianya keluargamu kelak. Jangan lupakan ibumu...peliharalah...rawatlah dia...ajarkan pada anak dan istri(suami)mu untuk menyayanginya karena bisa jadi kesuksesanmu dan kebahagiaanmu atas ridho seorang ibu.Jangan sia-siakan pengorbanan ibumu.

Wa'allahualam.

Minggu, 20 Juni 2010

What do you think about happiness??



Bahagia, adalah satu kata yang menjadi tujuan dari setiap orang, siapapun dia, apapun profesinya, tua, dewasa, muda. Singkatnya semua orang menginginkan kebahagiaan. Ada yang menerjemahkan bahagia apabila ia telah berlimpah hartanya, memiliki rumah, mobil, dll. Ada yang menerjemahkan bahagia apabila ia bisa menduduki jabatan pekerjaan (dalam artian sukses dalam karir/pekerjaannya), ada yang menerjemahkan lebih sederhana lagi yakni bahagia adalah apabila bisa berkumpul dengan anggota keluarganya dalam kondisi apapun, saat senang maupun susah, dalam keadaan kecukupan maupun kekurangan materi.

Lalu, bagaimanakah sejatinya ekspresi kebahagiaan itu. Tertawa, tersenyum adalah ekspresi kebagagiaan yang sering kita lihat, atau mungkin kita termasuk yang pernah mengalaminya. Namun, tak jarang juga kita melihat, seseorang yang saking bahagianya sampai akhirnya meneteskan air mata. Dalam status facebook yang pernah saya baca, seseorang pernah menulis “ Bahagia itu soal hati “. Bisa jadi pernyataan ini mendekati benar. Karena dari yang telah saya paparkan sebelumnya, orang biasa mengekspresikan kebahagiaan dengan tertawa,tersenyum,menangis. Jadi jika diambil kesimpulan, bahagia itu tidak sekedar ekspresi yang terlihat secara nyata dalam mimik wajah, namun ada yang lebih berpengaruh, yaitu apa yang disebut “suasana hati”. Ya nggak??, mohon koreksinya klo salah.

Tiap orang mungkin akan berbeda jika ditanya tentang “ arti kebahagiaan baginya? ” ada yang mengukur kebahagiaannya dengan materi, ada yang mengukur kebahagiaan dengan kesuksesan karirnya, ada yang mengukur bahagia cukup dengan berkumpul bersama keluarga. Tidak ada yang salah, karena ukuran kebahagiaan seseorang akan berbeda-beda. Lalu, apabila pertanyaan yang sama dilontarkan kepada saya, maka akan saya jawab, kebahagiaan bagi saya adalah apabila saya mampu memberikan manfaat (dalam hal kebaikan) bagi orang-orang disekitar saya. Tak peduli apakah saya dalam keadaan kekurangan harta ataupun keberlimpahan, sedang menduduki jabatan tinggi ataupun rendah (InsyaAllah..). Kenapa, karena menurut saya ekspresi yang sangat wajib dilakukan saat merasa bahagia adalah dengan bersyukur kepada Allah SWT, dan rasa syukur itu dapat diterjemahkan dengan membantu/ berbagi kebahagiaan terhadap sesama. Dan untuk bersyukur kita tidak perlu menunggu saat kita mendapatkan harta yang berlimpah, tidak perlu menunggu untuk menduduki jabatan yang bergengsi dalam karir kita. Namun, ketika Allah SWT memberi kita hidup dalam kondisi apapun, kita harus tetap bersyukur pada Nya.Bener nggak sih??, mohon dikoreksi klo salah ^^.

Bukan berarti pesimis, atau menerima apa adanya apa-apa yang telah saya peroleh tanpa melakukan usaha untuk meraih kesuksesan dalam hal karir atau pun dalam hal materi. Karena pada hakikatnya semua orang berharap untuk mendapatkan kesuksesan atau kemenangan. Dan karenanya manusia akan hidup dalam alam dunia dan akhirat, maka kemenangan yang hendak diraih haruslah kemenangan yang berorientasi pada keduanya, kemenangan dunia dan kemenangan akhirat.

Kemenangan dunia dan akhirat ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, orang yang bisa disebut bahagia adalah apabila ia memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, yang tentunya dengan meraih kesuksesan dunia (jangka pendek) dan kesuksesan akhirat (jangka panjang). Dan itu hanya bisa diraih dengan kesolehan pribadi (soleh) dan kesolehan sosial (muslikh), tentunya tidak terlepas dari ridho Allah SWT. Kesolehan pribadi dapat dilakukan dengan ibadah-ibadah yang bersifat individu, seperti belajar, bertakwa pada Allah (sholat,puasa,haji), menjalankan sunnah Rosulullah. Sedangkan kesolehan sosial dapat diterjemahkan dengan mengabdi pada masyarakat, menyantuni fakir miskin, membantu anak yatim piyatu,dll.

Jadi, secara singkatnya kebahagiaan dapat kita peroleh dengan memberi manfaat kepada orang lain dalam kebaikan. Yang proses-prosesnya dapat dilalui dengan menjadi pribadi yang solih (secara pribadi) dan muslikh (secara sosial).

Waalahualam.

And, What do U think about happiness??

Mohon dikoreksi klo salah.Saran n masukannya boleh ditulis kok..bg yang kenal bs by SMS (tenang...gag perlu ketik REG kok..) or email.

Minggu, 06 Juni 2010

Malaikat maut...gak akan pernah permisi

Bismillahirrohmanirrohim

inilah yang datangnya gak perlu untuk dijemput,,,atau gak perlu untuk ditunggu,,,tapi sangat perlu untuk diingat dan dipersiapkan...MAUT

itulah Maut...bisa menjadi momok/ketakutan bagi sebagian orang yang bisa jadi belum merasa siap, namun MAUT bisa jadi pintu gerbang kebahagiaan bagi orang yang yakin akan perjumpaan dengan NYA dan telah mempersiapkan amal-amal solihnya.

Namun...sayang,,Malaikat maut gak akan pernah bertanya pada kita,'kapan kita sudah siap untuk dijemput?',ataupun memberi tahu pada kita 'Amalan baikmu/amalan solihmu sudah cukup'. Tidak akan pernah.

Bayangkan saja...pas kita masih sekolah/kuliah. Saat UAS (Ujian Akhir Sekolah/Semester), pasti 2/3 pekan sebelumnya pasti ada warning/pengumuman buat persiapan UAS, dikasih jadwal dan waktu,serta tempat ujiannya. Nah...tentunya kita pasti pada siap-siap belajar bukan?? buat persiapan UAS, biar bisa ngerjakan soal-soalnya pada waktu itu sehingga hasil rapor kita baek/memuaskan...Coba bedakan, saat ada ujian dadakan,dan kita ternyata gak ada persiapan/belum belajar sama sekali, tentu kemungkinan buat dapet nilai jelek pasti lebih besar.Bener gak??,kecuali bagi mereka yang cerdass (kayak di pilm 3idiots kali...)

Nah...begitu juga dengan MAUT,,karena datangnya gak pernah janjian ma kita, atau malaikat penjemput maut pun juga gak pernah nanya dulu 'apakah kita sudah siap atau belum?',karena itu kenapa kita dianjurin untuk selalu beramal baik(solih), dimanapun, dan kapanpun. Karena ya gitu..kita gak pernah tau kapan, dimana malaikat maut menjemput kita.Dia (malaikat maut), tidak pernah telat menjemputnya barang semenit,,bahkan sedetikpun. Uang/harta kita gak akan mampu menyogok malaikat buat menunda/memperlambat kematian.

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun, " (QS.Al-Mulk :2)
Alkisah,,ada orang yang mati di atas meja judinya, seorang pemuda yang mati saat menyuntikkan narkoba ke dalam tubuhnya,,,sebaliknya, ada pula seorang ahli ibadah yang meninggal ketika sujud (dalam sholat) di atas sajadahnya. Memang kita tidak akan bisa memilih, pada saat ngapain, pada saat posisi kita dimana,atau saat usia kita lagi seberapa,, Tapi yang saya tahu,,kita bisa mengatur/mengkondisikan amalan-amalan kita. Mana yang lebih banyak manfaatnya/mana yang tidak?, mana yang amalan wajib,sunah,haram?, mana yang dholim,mana yang tidak?.

Namun, kuncinya adalah IMAN (sengaja di CAPS LOCK), karena apa yang tertulis diatas gak akan berpengaruh bagi yang tidak yakin adanya 'siksa kubur' atupun 'hari pembalasan'.

Hari ketika semua anggota tubuh bisa berbicara tanpa disuruh...semuanya bersaksi sendiri-sendiri.Dan tidak bisa antara orang yang satu dengan yang lainnya saling menyalahkan..karena setiap orang akan mempertanggungjawabkan amalnnya secara sendiri-sendiri,meskipun ngelakuinnya bersama-sama/berjamaah.

" Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari
kiamat dengan sendiri-sendiri." (QS. Maryam: 95)

Semoga senantiasa ada keberkahan dalam sisa umur kita...sehingga berakhir dengan Khusnul Qotimah (Akhir yang baik).

>> Mohon koreksinya jika terdapat kesalahan.

Waallahualam.

Jumat, 30 April 2010

Renungan(1)


Renungan…

Aku tidak tau…
Sudah berapa lama waktu yang aku lalui…
Aku tidak tau…
sudah berapa panjang jalan yang telah ditempuh kaki ini…
Tapi rasana begitu jauh…begitu lama…perjalanan ini…
Masih sangat panjang…
Masih sangat lama...
Hanya unuk sekedar duduk terdiam bersantai...
Masih sangat lama...
Hanya untuk sekedar mengobrol tanpa arah tujuan...
Masih sangat lama...
Hanya sekedar berleha-leha tanpa tujuan hidup yang tidak pernah terpikirkan...
Masih sangat lama...
Hanya sekedar berada pada jalur aman...Berkumpul bersama keluarga, teman kerja....
Tanpa tahu disamping kita ternyata ada yang mengeluh kesakitan...
Tanpa tahu disamping kita ada yang merintih kelaparan...
Tanpa tahu disamping kita ada yang membanting tulang untuk menghidupi keluarganya dan menyekolahkan anak-anaknya...
Tanpa tahu disamping kita ada anak yatim piyatu yang memerlukan perlindungan dan uluran kasih sayang...
Tanpa tahu disamping kita ada yang tidak sanggup menebus anaknya yang baru dilahirkan di rumah sakit...

Lalu...
Masihkah patut kita berpangku tangan ketika berita-berita itu kita dengar...
Masihkah patut kita menumpuk-numpuk harta untuk kemewahan dan hal-hal yang kita kurang butuhkan...
Masihkah patut otak ini memikirkan hal-hal yang sepele...
Masih akan kah waktu itu terasa begitu lama, jika untuk memikirkan kondisi saudara-saudara kita yang seperti itu...
Masih akan kah waktu itu terasa begitu lama, jika tenaga kita gunakan meringankan beban mereka...

Terbatas...
Yach..Itulah mungkin kata yang senantiasa jadi pelarian bagi kita...
Masih ingin ini lah...itu lah...
Masih perlu ini lah...itu lah...

Saudaraku...mari kita renungkan...
Sebenarnya bukan harta kitalah yang terbatas...karena Allah Maha Kaya, dialah yang akan melipat gandakan harta kita bilamana bersedekah...
Sebenarnya bukan pula tenaga kita yang lemah ataupun terbatas...karena masih banyak tenaga yang telah kita habiskankan untuk sekedar berleha-leha, mengerjakan hal-hal yang kurang penting...
Namun, sebenarnya waktu kitalah yang terbatas....
Mungkin benar...bagi kita,,,terasa begitu lama...
Cukup bosan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat...
Namun bukankah inilah kehidupan dunia yang sementara...
Namun bukankah inilah kehidupan dunia yang diibaratkan layaknya seorang musafir...
Bukankah seorang musafir itu, dia lekas pergi meninggalkan tempat yang disinggahinya...
Bukankah musafir itu tidak akan menumpuk harta-harta/membangun rumah-rumah yang permanen...karena pasti akan ditinggalkannya...
Yach...itulah gambaran dunia... sangat sangat sebentar...
Mungkin kita begitu terlena dengan akan lamanya waktu yang kita lalui...
Tapi, benarkah hal itu begitu lama untuk mempersiapkan bekal ’pulang’ kita??

Saudaraku, tidak inginkah kita bertemu Allah yang Maha Rahman dan Rahim pada kita...
Saudaraku, tidak inginkah kita bertemu Rosulullah yang dalam akhir hayatnya senantiasa mengkhawatirkan keadaan kita...sampai-sampai di akhir hayatnya menyebut ” Ummati...ummati...”
Saudaraku, tidak inginkah kita tinggal di syurga yang kekal...Kehidupan yang tak pernah terbayangkan oleh akal, terdengar oleh telinga, dan terucap oleh lisan kita...

Dan semuanya itu harus melalui suatu pintu...
Pintu yang senantiasa dirindukan oleh orang muslim...
Pintu yang senantiasa dirindukan oleh orang yang dimatikan dalam keadaan syahid...
Pintu yang senantiasa dirindukan oleh orang yang kembali dalam keadaan Qusnul Khotimah..
Pintu yang senantiasa dirindukan oleh orang yang kembali dengan membawa amal-amal yang Ahsanu amala..
Itulah pintu Kematian...
Pintu yang menjadi tempat istirahatnya bagi orang-orang yang soleh/solehah..
Namun, tidak bagi mereka yang menyia-nyiakan waktunya...
Namun tidak bagi mereka yang meremehkan amalannya..
Namun tidak bagi mereka yang memfoya-foyakan hartanya...

Begitulah gambaran orang yang senantiasa berjuang dijalan NYA
Begitulah gambaran orang yang senantiasa menginfaqkan harta di jalan NYA
Mereka bekerja, berjuang, bersusah-payah di dunia untuk meraih ridho NYA
Dan kematian adalah istirahat baginya...
Kematian adalah kado terindah baginya..

Lalu....
Masihkah kita berleha-leha???
Sudah cukupkah bekal kita ’pulang’???

(Diulis berdasyarkan inpirasi dari beberapa orang, sebuah muhasabah untuk diri pribadi...Bagi yang ingin membaca.silakan.semoga bermanfaat.mohon koreksinya jika terdapat kesalahan.). Wallahualam.

kategori:muhasabah

WANITA

“2 Tangan nya harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan… , dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini”

Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari

Tuhan membuatnya lembut. Tapi kita belum bisa bayangkan kekuatan yang Tuhan berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa

Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi

Air mata adalah salah satu cara dia mengekspressikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan

Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.

Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Mampu berdiri melawan ketidakadilan.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.

Cintanya tanpa syarat.

Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.

Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .

Dia begitu bahagia mendengar kelahiran

Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.

Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.

Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.

Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:

Dia lupa betapa berharganya dia…

——–
dari Seorang teman, dari temannya,dari temannya lagi, dan dari teman temannya…

Kategori: Exotic